Sebab-sebab Turunnya Al-Qur'an

Sebab Turunnya Surat Al Lail


1. demi malam apabila menutupi (cahaya siang), 2. dan siang apabila terang benderang, 3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,4. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. 5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, 6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup* 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11. dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. 12. Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi petunjuk, 13. dan Sesungguhnya kepunyaan kamilah akhirat dan dunia. 14. Maka, Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. 15. tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, 16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). 17. dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, 18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, 19. Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, 20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi. 21. dan kelak Dia benar-benar mendapat kepuasan.” (al-Lail: 1-21)

*  Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetanganya, seorang fakir yang banyak anak. Setiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya, ia memetiknya dari rumah tetangganya itu. Apabila ada kurma yang jatuh dan dipungut oleh anak-anak orang fakir itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk mulut mereka pun dipaksanya keluar.

Orang fakir itu mengadukan halnya kepada Nabi saw. Beliau berjanji akan menyelesaikannya. Kemudian Rasulullah saw bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda: “Berikan kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si anu. Sebagai gantinya kamu akan mendapat pohon kurma di surge.” Si pemilik pohon kurma berkata: “Hanya sekian tawaran tuan? Aku mempunyai banyak pohon kurma, dan pohon kurma yang diminta itu yang paling baik buahnya.” Lalu si pemilik pohon kurma itu pun pergi.

Pembicaraan si pemilik pohon kurma dengan Nabi saw itu terdengan oleh seorang dermawan, yang langsung menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Seandainya pohon itu menjadi milikku, apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku?” Rasulullah saw menjawab : “Ya.” Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma. Si pemilik pohon kurma berkata: “Apakah engkau tau bahwa Muhammad saw menjanjikan pohon kurma di surge sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku ? Aku telah mencatat tawaran beliau. Akan tetapi buah pohon kurma itu sangat mengagumkan. Aku banyak mempunyai pohon kurma, tetapi tidak ada satu pohon pun yang selebat itu.” Orang dermawan itu berkata: “Apakah engkau mau menjualnya?” Ia menjawab : “Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak aka nada yang sanggup.” Orang dermawan itu berkata lagi: “Berapa yang engkau inginkan?” Ia berkata : “Aku ingin empat puluh pohon kurma.” Orang dermawan itu terdiam, kemudian berkata lagi : “Engkau minta yang bukan-bukan. Tapi baiklah aku berikan empat puluh pohon kurma padamu, dan aku minta saksi jika engkau benar-benar mau menukarnya.” Iapun memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.

Orang dermawan itu menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah, pohon kurma itu telah menjadi milikku. Aku akan menyerahkannya kepada tuan.” Maka berangkatlah Rasulullah saw menemui pemilik rumah yang fakir itu dan bersabda: “Ambillah pohon kurma itu untukmu dan keluargamu.” Maka turunlah ayat ini (al-Lail ayat 1- akhir ayat) yang membedakan kedudukan dan kesudahan orang bakhil dengan orang dermawan.

 (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dll, dari al-Hakam bin Abban, dari ‘Ikrimah, yang bersumber dari ‘Ibnu ‘Abbas. Menurut Ibnu Katsir, hadits ini gharib.)

Sumber: https://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/05/asbabun-nuzul-surah-al-lail/


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Artikel